Profile of Josep Guardiola

Josep "Pep" Guardiola i Sala (Catalan pronunciation: [ʒuˈzɛp ɡwəɾðiˈɔɫə]; born 18 January 1971 in Santpedor, Barcelona, Catalonia), is a Spanish football manager and former player. Guardiola played as a defensive midfielder and spent the majority of his playing career with FC Barcelona, whom he currently manages. He was part of Johan Cruyff's dream team that won Barcelona's first European Cup. Guardiola also played for Brescia Calcio, A.S. Roma, Al-Ahli and Dorados de Sinaloa. As an international, he played for Spain and Catalonia.

After retiring as a player, Guardiola became coach of FC Barcelona B. On 8 May 2008, Barcelona president Joan Laporta announced that Guardiola would succeed Frank Rijkaard as the first team manager. He signed his contract on 5 June 2008.[1] In his first season as manager, Barcelona won the treble of La Liga, the Copa del Rey and the Champions League. In doing so, Guardiola became the youngest UEFA Champions League winning manager ever. The following season, Guardiola and Barcelona won the Supercopa de España against Athletic Club Bilbao, the UEFA Super Cup against Shakhtar Donetsk, and the FIFA Club World Cup against Estudiantes, bringing the manager's tally to the maximum of six trophies in six competitions in one year, thus completing the first ever sextuple.

Profile of José Mourinho

following post discusses the profile jose Mourinho a great coach who now coaches club ni was a real madrid. 
José Mário dos Santos Félix Mourinho (Portuguese pronunciation: [ʒuˈzɛ moˈɾiɲu]; born 26 January 1963 in Setúbal) is a Portuguese football manager and the current manager of Real Madrid in the Spanish La Liga. He has the nickname "The Special One", a self-proclaimed title which was later taken up by the British media.[1]

The son of Portuguese goalkeeper José Félix Mourinho, Mourinho started out as a player but he was dissatisfied with his lack of skill and switched to management. After spells working as an assistant manager and a youth team coach in the early 1990s, he became an interpreter for Sir Bobby Robson. There, Mourinho learnt much from the veteran coach and worked with him at Sporting Clube de Portugal and Porto in Portugal, before following him to Spanish club Barcelona.

He began focusing on coaching and impressed with brief but successful managerial periods at Sport Lisboa e Benfica and União de Leiria. He returned to Porto in 2002, this time as head coach, and soon became a force to be reckoned with, making the treble, winning the Portuguese Liga, Cup of Portugal, and UEFA Cup in 2003. Greater success followed in 2004 as Mourinho guided the team to the top of the league for a second time and won the highest honour in European club football, the UEFA Champions League.

Mourinho moved to Chelsea the following year and won two consecutive Premier League titles in 2005 and 2006, among other domestic honours. He often courted controversy for his outspokenness, but his victories at Chelsea and Porto established him as one of the world's top football managers, well regarded by both his peers and the press. Additionally, he was named the world's best football manager by the International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) for both the 2004–05 and 2005–06 seasons.

After a fall-out with the Chelsea hierarchy, he moved to Italy's Serie A, signing a three-year contract with Internazionale in mid-2008. Within three months, he had won his first Italian honour, the Supercoppa Italiana, and completed his first season in Italy by winning the Serie A league title. Mourinho followed that on the next season by winning the first treble in Italian history, the Serie A league title, Coppa Italia, and the UEFA Champions League, thus becoming the third manager in football history to win two UEFA Champions League with two different teams, after Ernst Happel and Ottmar Hitzfeld.[2] Due to these achievements he again won the IFFHS best football manager for the 2009–10 season and the first ever FIFA Ballon d'Or Best Coach Award in 2010.

Mourinho is regarded by some as the best manager in world football today. In 2010, before their semi-final second-leg clash, Josep Guardiola of Barcelona said: "In terms of the world's best managers, when you compare José [Mourinho] to Sir Alex [Ferguson], Arsène [Wenger] and Fabio [Capello], he is still very young. But even at his age there is a very strong case for him being the best manager in the world. That's the truth."[3]

On 28 May 2010, his appointment as head coach at Real Madrid was confirmed, signing a four-year contract. The legendary multi-time World Champion and previous World No.1 former chess player, Grandmaster Garry Kasparov, has used the Portuguese coach as an example of strategy and leadership in February 2011 on a press conference, and said: "Whoever shows such good results with several teams, as is the case of José Mourinho, has to be a great psychologist and strategist

Profil Cristiano Ronaldo


Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro (lahir di Funchal, Portugal, 5 Februari 1985; umur 24 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Portugal. Ia saat ini membela klub Manchester United, bermain sebagai sayap kiri. Ia mulai dipanggil ke tim nasional sepak bola Portugal sejak tahun 2003.

Ronaldo Lahir di Madeira, Portugal, anak dari Maria Dolores dos Santos Aveiro dan José Dinis Aveiro. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia. Liliana Bekerja sebagai penyanyi dengan nama panggung "Ronalda" di Portugal. Nama kedua yang diberikan kepada Cristiano ("Ronaldo") relatif langka di Portugal.

Ronaldo adalah pemain sepak bola yang dapat bermain dengan kedua kakinya, yang membuat dia dapat bermain di mana saja: kanan, kiri atau melalui tengah. Ini mengakibatkan Ronaldo dan rekannya sesama pemain sepak bola di Manchester United Ryan Giggs dapat saling bertukar posisi.

Ronaldo memiliki kemampuan teknik yang hebat. Di samping gerakan multi step-over, dia juga mengembangkan banyak kemampuan lainnya, membuat dia sangat lincah dan sebagai pemain sayap yang tidak dapat diprediksikan gerakannya.

Cristiano sejak kecil merupakan kesayangan keluarganya, dia selalu mendapat dukungan dari keluarganya dalam segala hal.dia dikenal anak yang selalu ingin menang. Di sekolahnya dia menggemari sepak bola, dia selalu punya akal agar dapat bermain bola. Jika dia tidak menemukan bola, maka ia akan membuat bola dari gulungan kaos kaki teman-temannya.

PROFIL Lionel Andres Messi


Sampai sekarang, rakyat Argentina masih terus mencari pengganti Sang Dewa mengembalikan kejayaan sepakbola mereka. Mereka rindu melihat pemain-pemain Argentina lainnya menjadi pengganti seorang Maradona.

Harapan itu mulai muncul menyaksikan seorang pemuda berusia 19 tahun dengan tubuh yang sama kecilnya dengan Maradona, mulai memperlihatkan aksinya di sebuah klub ternama Liga Spanyol, Barcelona. Si kecil nan lincah itu menari-nari dengan tarian tango ala Argentina, menggocek lawan-lawannya, dan menggiring bola bukan seperti anak yang baru belajar bermain bola. Hampir semua orang terperangah dan akhirnya berkomentar, “Inilah pengganti Sang Dewa“.

Lionel Andres Messi, lahir pada tanggal 24 Juni 1987 di Rosario, Provinsi Santa Fe, Argentina. Klub-klub yang pernah dibelanya antara lain Grandoli dan Newell’s Old Boys. Pada tahun 2004 dia dikontrak oleh salah satu klub terbaik dunia, FC Barcelona dan menjadi aset terbaik klub itu hingga saat ini.

Messi adalah tipikal pemain dengan gocekan maut ala Maradona dan otak jenius ala Zinedine Zidane. Dengan kaki kiri yang dominan, dia mempunyai gaya bermain yang mirip dengan Maradona, kecuali dalam hal posisi. Maradona adalah tipe Playmaker/Striker sementara Messi bertipe Winger/Striker.

Kejeniusan ala Zidane diperlihatkannya dengan menunjukkan visi permainan yang sangat tajam. Umpan-umpan-nya akurat dan penyelesaian akhirnya juga maut. Yang membedakan Messi dengan Maradona dan Zidane adalah Messi bukan tipe sorang pemimpin di lapangan. Atau sampai saat ini kepemimpinannya terhadap tim belum kelihatan, sementara Maradona dan Zidane adalah pemain-pemain hebat dengan kepemimpinan yang juga hebat.

Banyak orang yang mengatakan bahwa Messi adalah pengganti Maradona. Bahkan seorang Maradona pernah mengatakan bahwa Lionel Messi adalah penggantinya. Ketika Lionel Messi mencetak gol “Tangan Tuhan Edisi Kedua” pada pertandingan antara Barcelona vs Espanyol, tanggal 9 Juni lalu, orang-orang lalu menyamakannya dan menyejajarkannya dengan Sang Dewa. Gol itu mengingatkan orang pada gol tangan tuhan Maradona 21 tahun yang lalu.

Benarkah Messi pengganti Maradona ?

Bagi saya, Messi bukan pengganti Maradona. Bukan Messi, bukan Riquelme, bukan Aimar, bukan D’Alessandro, bukan Gago, dan bukan siapapun di Argentina dan di dunia ini. Tak ada seorang-pun yang bisa menggantikan seorang Maradona. Maradona adalah Maradona dengan segala skill, kelincahan, temperamen, sifat dan karakter, serta kecanduannya terhadap kokain. Maradona tidak untuk ditiru dan tidak untuk digantikan. Dia adalah pemain yang unik dan berkelas dan butuh waktu lama untuk mencari orang dengan kemampuan yang setara dengannya.

Maradona tak tergantikan, bahkan dia tak tergantikan walaupun pemain seperti Messi mempertunjukkan cara mencetak gol ala Maradona. Walaupun Messi mencetak gol tangan Tuhan seperti Maradona, bukan serta merta membuat dia adalah pengganti Maradona. Messi adalah salah satu pemain sepakbola di dunia ini yang terinspirasi oleh Maradona, dan banyak pemain di dunia ini yang demikian.

Messi mempunyai karakter yang berbeda dengan Maradona. Sampai saat ini dia masih seorang anak manis yang belum terpengaruh apa-apa. Sementara Maradona adalah pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangannya baik di lapangan maupun di luar lapangan. Karakter itu tidak untuk digantikan dan ditiru.

Jalan Messi masih panjang untuk menapak kesuksesan seperti Sang Dewa. Jika Messi menjadi pengganti Maradona, orang-orang akan mengenalnya bukan sebagai seorang karakter yang unik dan berbeda. “Messi pengganti Maradona” hanyalah seorang pemain yang hidup, tumbuh dan berkembang dibawah bayang-bayang kebesaran dan kesuksesan Sang Dewa. Dia bukanlah dirinya sendiri. “Messi Pengganti Maradona” hanyalah seorang Pengganti, bukan Maradona, bukan juga karakter dirinya yang sebenarnya.

Biarlah Messi akan dikenang dalam sejarah sepakbola sebagai seorang Lionel Messi. Bukan hanya sebagai pengganti seorang pemain besar. Dia akan dikenal karena dia menunjukkan kemampuan dirinya tanpa merasa bahwa dirinya hanyalah seorang pengganti kebesaran Sang Dewa. Tak ada seorangpun yang bisa menggantikan yang lain secara sempurna, karena setiap orang (termasuk pemain bola) mempunyai karakter yang sangat berbeda.
disadur dari fertobhades.wordpress.com. [dhonyz]
Suport By Ramadhan